Minggu, 08 Juni 2014

Motivasi



Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula.
Ada empat perspektif tentang psikologi yaitu, behavioral, humanistis, kognitif, dan sosial.
1.      Perspektif behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak dapat.
Insentif yang dipakai guru di kelas antara lain nilai yang baik, yang memberikan indikasi tentang kualtas pekerjaan murid, dan tanda bintang ataupun pujian juka mereka  menyelsaikan  suatu  tugas dengan baik. Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau pengakuan pada murid. Misalnya, memamerkan karya mereka, memberika sertifikat prestasi, memberi kehormatan, atau mengumumkan prestasi mereka. Tipe insentifnya difokuskan pada pemberian izin kepada murid untuk melakukan sesuatu yang spesial, seperti aktivitas yang mereka inginkan, sebagai ganjaran atas hasil mereka yang baik. Insentif ini berupa jam istirahat lebih, izin memainkan game di komputer, perjalanan, atau bahkan pesta. Ringkasnya, dalam diskusi kita tentang motivasi instrinsik dan ekstrinsik, kita akan melihat lebih dekat pada isu apakah insentif ini ide yang baik atau bukan.
2.      Perspektif humanistis
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut hiearki kebutuhan Maslow, kebutuhan individu harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut,
a.       Fisiologis, lapar, haus, tidur.
b.      Keamanan, bertahan hidup.
c.       Cinta dan rasa memiliki, keamanan. Kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
d.      Harga diri, menghargai diri sendiri.
e.       Aktualisasi disri, realisasi potensi diri.
Menurut Maslow, misalnya, seorang siswa harus memuaskn kebutuhan makan sebelum mereka dapat berprestasi.
Aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi da sulit dalam hirarki maslow, diberi perhatian khusus. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Menurut Maslow, aktualisasi diri dimungkinkan hanya setelah kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Maloslow memperingatkan bahwa kebanyakan orang berhenti menjadi dewasa setelah mereka mengembangkan level harga diri yang tinggi dan karenanya tak pernah sampai ke aktualisasi diri.
3.      Persfektif kognitif
Persfektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Persfektif menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan, dan moonitoring kemajuan menuju suatu tujuan. Persfektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W.White, yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien. White mengatakan bahwa orang melakukan hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis, tetapi karena orang punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.
4.      Persfektif sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, ketertarikan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
 
Motivasi untuk meraih sesuatu
Motivasi ekstrinsik dan intrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain(cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi  oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Persfektif behavioral menekankan arti penting dari motivasi ekstrinsik dalam prestasi ini, sedangkan persfektif kognitif dan humanistis lebih menekankan pada arti penting dari motivasi intrinsik dalam prestasi.
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri(tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar