MOTIVASI, HORMON DAN POLA PERILAKU SEKSUAL
Motivasi Seksual
Persamaan Motivasi Seksual dengan Motif
Primer lainnya
a.
Kontrol hipotalamus (Hypotalamic
control)
Jika fungsi
pengoperasian hipotalamus, perilaku seksual tidak akan dimulai walaupun ada rangsangan
seksual provokatif.
b. Peran rangsangan
eksternal (Role of external
stimuli)
Rangsangan eksternal memainkan peran yang sangat penting
dalam membangkitkan motif seksual.Orang yang awalnya tidak terangsang secara
seksual, baik pria atau wanita, sering akan terangsang oleh pasangan yang
menggoda atau fantasi romantis yang dihadirkan.
Salah satu aspek dari peran rangsangan eksternaltelah
disebut Efek Coolidge. Setelah hubungan seksual, hewan spesies laki-laki
akan melakukan hubungan intim lagi dengan perempuan reseptif yang sama sesaat
setelah periode refrakter telah berlalu. Berman, misalnya, menemukan bahwa ram
(domba jantan) akan berhubungan seks rata-rata lima kali dengan betina yang
sama (domba betina) sebelum seakan kehilangan rangsangan. Namun, jika domba
betina reseptif yang berbeda diperkenalkan setelah setiap kawin, jantan akan
kawin lebih dari tiga kali sebelum kehilangan rangsangan seksual, dan akan
mencapai orgasme lebih cepat daripada dengan domba betina yang sama.
c.
Peran belajar (Role of learning)
Kita telah melihat bahwa belajar dapat memainkan peran yang kuat dalam
membentuk motif utama. Keragaman yang sangat besar dalam perilaku seksual dari
setiap anggota
masyarakatdalam sejarah semakinmenunjukkan adanya peran pembelajaran terhadap seksualitas. Di Amerika Utara hari ini, misalnya, banyak orang menganggap rangsangan
oral dari alat kelamin untuk menjadi bagian alami dan penuh kasih repertoar
seksual pasangan, sedangkan sebagian laiinya menganggap itu sebagai sebuah "kejahatan terhadap resiko alam".
d. Peran emosional (Role of emotions)
Motivasi
seksual sebagian besar dipengaruhi oleh emosi kita. Misalnya karena stres,
kecemasan, depresi disertai dengan gairah otonom peningkatan simpatik, dan
karena gairah seksual dimediasi oleh gairah parasimpatis yang bertentangan
dengan kegiatan simpatik-emosi-emosi ini umumnya mengakibatkan penurunan
motivasi seksual-.
Perbedaan
Motivasi Seksual dari Motif Primer lainnya
a. Nilai
kelangsungan hidup (Survival value)
Kita harus memenuhi motif utama dari rasa lapar, haus,
kebutuhan kehangatan, dan sebagainya untuk bertahan hidup sebagai individu dan
secara bersama untuk bertahan hidup sebagai suatu spesies. Meskipun
kepuasan motif seksual sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies, tetapi itu tidak
diperlukan untuk kelangsungan hidup individu.
b. Peningkatan dan penurunan gairah (Increases and
decrease in arousal)Manusia
jelas termotivasi untuk meningkatkan dan menurunkan gairah seksual mereka. Perilaku intim
yang kita terlibat dalam untuk memulai fase rangsangan dari siklus respon
seksual ("foreplay") jelas meningkatkan gairah.
c. Peran kehilangan(Role of deprivation)
Jika kita
terbiasa dengan kehidupan seks yang teratur, jeda yang terlalu lama
akanmenyebabkan peningkatan dalam minat seksual. Tapi motivasi seksual jauh
lebih terkait dengan kehilangan dari motif utama lainnya. Kecuali selama
periode refraktori, manusia rentan terhadap rangsangan syur dan situasi di
hampir setiap saat.
d. Penurunan
energi (Decrease in energy)
Jika motif utama lainnya menyebabkan meningkatnya
energi tubuh dan kebutuhan tubuh lainnya, sebaliknya, hasil perilaku seksual
menyebabkan penurunan secara tajam terhadap energi.
Hormon dan Perilaku Seksual
Hormon-hormon seks adalah senyawa kimia
yang kuat yang dikendalikan oleh kelenjar utama di otak, yaitu kelenjar pituitari.
Dua kelompok hormone seks adalah hormon estrogen dan androgen. Hormon estrogen
adalah kelompok hormon seks yang mendominasi dalam wanita dan diproduksi
terutama oleh ovarium. Hormone androgen adalah kelompok hormon yang mendominasi
dalam diri pria, diproduksi oleh testis dan kelenjar adrenal yang ada pada
pria, ataupun wanita. Testosterone adalah hormone androgen. Estrogen dan
androgen ini dapat mempengaruhi motivasi seksual di kedua jenis kelamin.
Laki-laki akan terlibat dalam hubungan
seksual hanya selama musim tahunan atau dua tahunan ketika mereka memproduksi
sperma. Sementara itu, wanita cenderung
memiliki minat seksual yang lebih besar ketika mereka berovulasi dan mampu
menjadi hamil. Menariknya, wanita tidak
menunjukkan preferensi ini untuk laki-laki jantan ketika mereka menilai
laki-laki sebagai mitra mental yang potensial, hanya sebagai pasangan seks
potensial. mungkin untuk alasan ini, perempuan lebih mungkin untuk tertarik
secara seksual kepada orang lain selain pasangan mereka ketika mereka sedang
berovulasi.
Pola Perilaku Seksual
Survey nasional berskala utama tentang perilaku seksual
dilaksanakan oleh Universitas Chicago yang dilakukan untuk mempelajari siapa yang berhubungan
seks, apa yang dilakukan dan seberapa sering mereka melakukannya untuk memungkinkan pakar
memprediksikan seberapa cepat dan seberapa jauh epidemik AIFS itu
menyebar. Apa yang dipelajari juga akan membantu kita memahami
seksualitas terbaik yang kita miliki.
Penelitian
menunjukkan sebagian besar laki-laki dan perempuan Amerika yang
berusia di atas 18 tahun baik yang tidak memiliki pasangan seks atau yang
hanya memiliki satu pasangan seks
dalam 12 bulan
terakhir.
Sedikit sekali orang Amerika yang memiliki lebih dari satu pasangan seks dalam rentang satu tahun dan sebagian mereka
memiliki lebih dari satu pasangan seks
hanya karena satu hubungan berakhir dan yang
lain dimulai selama 12 bulan terakhir. Hanya 5 persen dari laki-laki dan 2
persen perempuan yang memiliki lima pasangan seks atau lebih dalam tahun terakhir. Dikalangan
yang sudah menikah, 95 persen tidak memiliki pasangan seks
kecuali pasangannya sendiri di tahun lalu. Dalam hal ini kurang lebih 85
persen wanita yang sudah menikah dan 75 persen dari laki-laki
yang sudah menikah padat penah berhubungan seks dengan orang lain selain dari pasangannya
sendiri, sementara mereka menikah. Orang Amerika kurang memilih-milih
dibandingkan dengan apa yang sering kita pikirkan.
Sebagian perempuan
dan laki-laki dewasa berhubungan seks dengan pasangannya kurang dari
sekali seminggu. Sedikitnya lebih dari seperempat dari kita berhubungan seks dua hingga
tiga kali seminggu, dengan kurang dari 10 persen dari orang Amerika berhubungan
seks empat kali atau lebih dalam seminggu. Yang lebih mengejutkan lagi, diketahui bahwa banyak orang yang
berkomitmen dalam hubungan memiliki hubungan seks dengan lebih dari satu orang.
Ketika orang Amerika Utara yang heteroseksual berhubungan
seks dengan pasangannya, maka
hubungan persetubuhan vagina merupakan hal yang lebih disukai, tetapi secara
pasti bukan hanya praktek seksual saja yang dinikmati. Kurang lebih 95 persen
dari wanita dan laki-laki melaporkan bahwa hubungan vagina
lebih menarik. Hampir dua pertiga dari wanita berusia 18 – 44 tahun
menerima seks oral sebagai hal yang menarik dan lebih dari separuhnya menikmati oral
seks. Kedua persentase ini lebih
rendah untuk wanita yang berusia di atas 44 tahun. Lebih dari 75 persen
laki-laki berusia 18 – 44 tahun pernah melakukan seks oral sebagai seks
yang menarik bagi dia. Demikian juga kedua persentase ini lebih rendah untuk
laki-laki paruh baya dan laki-laki lanjut usia. Relatif sedikit laki-laki dan
wanita (kurang dari 15 persen) menemukan kenikmatan seks anal. Praktek seksual
kita sesuai dengan selera kita : terakhir kali mereka berhubungan seks, 95
persen dari laki-laki dan wantia mengatakan mereka melakukan hubungan
persetubuhan vaginal, kurang lebih 25 persen melakukan oral seks, dan
persentase yang sama juga melakukan seks oral. Hanya 1 persen wanita dan 2
persen laki-laki yang mengatakan bahwa seks anal adalah bagian dari perilaku
seksual mereka yang terakhir.
Survey
seks di Universitas Chicago menemukan sedikit sekali perbedaan dalam perilaku
seksual pada tingkat pendidikan, afiliasi agama, atau kelompok etnis. Laki-laki
dan wanita kulit putih dilaporkan memiliki frekuensi seks yang tinggi tetapi
hanya perbedaan etnis yang terkait dengan usia ketika melakukan hubungan seks
pertama kali. Laki-laki Amerika Afrika melaporkan usia rata-rata ketika
melakukan hubungan seks pertama kali adalah pada usia 15,5 tahun. Sebaliknya,
semua laki-laki dan wanita melaporkan melakukan hubungan seks pertma pada
usia 17 tahun. Terdapat sedikit perbedaan sosial budaya dalam periolakus eksual
diobandingkan dengan apa yang diharapkan.
Di
antara orang dewasa berusia 18 – 59 tahun, 95 persen laki-laki dan 71 persen
wanita mengatakan bahwa mereka biasanya atau selalu orgasme ketika mereka
berhubungan seks dengan pasangannya. Kurang lebih 90 persen orang yang
melakukan hubungan itu mengatakan bahwa mereka mendapatkan kenyamanan fisik
yang lebih besar, dan kurang lebih 85 persen mengatakan bahwa mereka
mendapatkan kepuasan emosional. Tidak mengherankan, kehidupan seks yang bahagia
berhubungan erat dengan kebahagiaan secara umum. Dalam survey seks di
Universitas Chicago hampir setiap orang memiliki kebahagiaan umum yang juga
bahagia dengan kehidupan seks mereka –hampir semua dari mereka memiliki
hubungan monogami–. Juga tidak mengejutkan bahwa ada temuan di mana orang yang
bahagia memiliki seks yang lebih dari pada orang yang tidak bahagia. Di
dalam survey seks Universitas Chicago 72 persen dari mereka
mengatakan bahwa mereka sangat bahagia dengan kehidupan mereka dengan
mengatakan bahwa mereka melakukan hubungan seks sekali seminggu atau lebih.
Sebaliknya, hanya 27 persen orang yang tidak bahagia berhubungan seks setidaknya
sekali seminggu.
PERILAKU SEKSUAL ATYPICAL DAN PERILAKU SEKSUAL
ABNORMAL
Manusia berbeda dalam hasrat dan praktek seksualnya. Dalam
bagian berikut, kita akan melihat beberapa perilaku seksual yang menyimpang atau tidak
lazim. Dalam bagian pertama, pola seksualitas yang tidak normal ini dijelaskan
yang dianggap abnormal hanya jika individu yang terlibat dalam praktek-praktek
seksual menganggap mereka tidak
normal untuk diri mereka sendiri. Dalam bagian berikut, kita akan menguji pola seksualitas yang biasanya dianggap
tidak normal (fetishism , sexual sadism, dan masochism) atau juga
selalu dianggap tidak normal (voyeurism,
exhibitionism dan
forced sex).
Transvestism dan Transsexualism
Dua pola
seksualitas yang lebih unggul ini seringkali membingungkan karena mereka
melibatkan berpakaian dengan pakaian seks lainnya.
Tetapi mereka memiliki
sedikit kesamaan yanglain bahwa
ini tidak akan membahayakan bagi siapapun. Transvestism (banci) seringkali mengacu padaberpakaiandengan
pakaiandari jenis kelamin lain. Transvestismsering menyatakan bahwa mereka berganti pakaian karena
secara seksual akan merangsang tetapi sebagian diantara mereka menyatakan bahwa
berganti pakaian membebaskan mereka dari stereotipe seksual. Transvestismselalu
merupakan laki-laki yang relatif mengalami penyesuaian dengan kehidupan
seksualnya.
Transeksualism pada sisi lain mengacu kepada kondisi dimana seseorang
merasa terperangkap
dalam tubuh seks yang salah. Misalnya, seseorang yang secara anatomi laki-laki
merasa bahwa dia
sesungguhnya adalah wanita yang telah diberi tubuh yang salah. Transeksual ini
tentu kadangkala atausecara permanen berpakaian dengan pakaian jenis kelamin
lainnya,tetapi pakaian seperti ini tidak berkaitan dengan gairah seksual.
Individual ini merasa bahwa mereka
berpakaian dengan pakaian jenis
kelamin yang sesuai atau sudah benar.Dalam beberapa keadan, individu ini akan
mengalami suntikan hormon dan
juga bedah plastik untuk
merubah organ seks mereka dengan seks yang diharapkan. Contoh dari dokter Richard
Raskin yang tahun 1975 mengalami operasi pertukaran
seksual karena
dia merasa seperti
seorang wanita yang terjebak
di dalam tubuh seorang laki-laki. Setelah operasi, dia mengambil nama Renee Richards dan menjadi pemain tenis perempuan profesional.
Perubahan jenis kelamin dari laki-laki ke perempuan dalam sebuah operasi adalah hal
yang lebih umum dibandingkan dengan yang sebaliknya, kemungkinan karena secara
bedah penis yang ada dapat dikurangi dari pada pembedahan vagina yang sudah
terbentuk.
Klinik
penggantian jenis kelamin di Johns Hopkins Medical Center menghentikan operasi
penggantian jenis kelamin selama 1970-an
karena studi lanjutan memperlihatkan bahwa pasien mereka tidak merasa bahagia dengan
kehidupan mereka setelah pembedahan dibandingkandengan sebelumnya. Penelitian
lanjutandari pasien dari
pusat lainnya memperlihatkan bahwa
pasien umumnya bahagia dengan tubuh baru mereka bila dipilih dengan tepat untuk
pembedahan dan mengkonsultasikan apa yang diharapkan dari operasi itu.
Meskipun banyak yang mengatakan bahwa tranvestism dan
transsexualism normal pada keadaan kebanyakan tetapi praktek ini dapat
dikatakan abnormal ketika prilaku ini sudah membahayakan baik untuk diri si
pelaku sendiri dan orang lain.
Fetishism
Fetishismmengacu
padafakta bahwabeberapa individuyangterutama terangsang olehbenda-benda
fisiktertentu atau jenisbahan(seperti kulit ataurenda). Pada beberapa kasus,
fetish hanya merupakan orang-orang yang memiliki ketertarikan normal secara
berlebihan terhadap bagian-bagian tubuh yang spesifik. Misalnya, beberapa orang yang
hanya digairahkan oleh payudara, bokong, mata biru dsb. Tetapi istilah fetish
umumnya untuk kasusyang
melibatkan benda-benda mati, seperti celana, sepatu atau stocking. Seorang
fetish dikatakan abnormal jika mengganggu penyesuaian seksual dari orang
tersebut atau dari pasangannya.
Seringkali,
fetihist (umumnya laki-laki) digairahkan hanya oleh benda yang digunakan dan
secara seksual digairahkan oleh tindakan pencurian dari wanita yang tidak
diketahui.Karena ini bisamenakutkan bagikorbandanberbahaya dan ilegal,
fetihsism yang dianggap tidak normal ketika dipraktekkan dalam cara seperti
ini.
Sexual Sadism dan Masochism
Sexual
sadism adalah praktek menerima kenikmatan seksual dengan
memberikan atau menimbulkan beban rasa sakit pada orang lain. Masochism adalah
kondisi di
mana penerimaan
rasa sakit adalah
sesuatu yang menggairahkansecara seksual. Kadangkala pelecehan verbal adalah substitusi
untuk rasa sakit fisik. Hampir 5 – 10 persen dari laki-laki dan wanita
menemukan adanya pemberian atau menerima rasa sakit sebagai hal yang
menggairahkan
secara seksual tapi ini
merupakan metode yang disukai oleh sangat sedikit orang. Banyak individu yang
mempraktekkan sadism dan
masochism, atau S&M, yang dilakukan dengan berbagai pasangan yang selalu
menikmati praktek dan
mereka tidak mengabaikan rasa sakit yang lebih parah, misalnya tamparan ringan, mencubit dan sebagainya. Dalam beberapa
kasus, sexual sadism dan masochism mungkin dianggap normal jika perawatan
dilakukan untuk menghindari rasa sakit berlebihan karena kecelakaan dan partner
benar-benar bersedia dan mau untuk melakukan praktek tersebut. Praktek sadism
dam masochism dikatakan abnormal ketika melibatkan partner yang dipaksa dan
tidak menginginkan kegiatan tersebut dan menyebabkan rasa sakit yang intense.
Ada juga dalam kasus yang pernah terjadi namun jarang, dimana pelaku sadism
membunuh bahkan memutilasi korbannya untuk mendapat kesenangan.
Voyeurism dan ekshibisionism
Voyeurism adalah praktek mendapatkan kenikmatan seksual dengan melihat bagian-bagian
tubuh lawan jenisnya atau terlibat
dalam kegiatan
seksual.
Voyeur atau kelainan
seksual ini
biasanya mendapatkan
gairahnya hanya ketika seseorang yang
melihat mereka tidak menyadari keberadaan
mereka dan ketika ada unsure
dari bahaya
yang akan dilibatkan.
Mereka tidak
lebih terangsang daripada kebanyakan orang ketika berada di
sebuah perkemahan yang di mana semua anggota perkemahannya telanjang,
tetapi mereka menjadi sangat bersemangat ketika mengintip ke jendela
(Tollison & Adams,1979). Karena mereka sering menakut-nakuti seseorang yang
mereka lihat, dan karena
aktivitas ini bersifat illegal, maka voyeurism ini dianggap
sebagai sebuah kelainan yang tidak normal. Voyeur biasanya laki-laki heteroseksual yang mengalami gangguan dalam membangun
hubungan
seksual normal.Beberapa voyeurs
melakukan pemerkosaan dan yang lainnya melakukan kejahatan serius tetapi tidak
mengalami bahaya secara fisik.
Mereka yang
mempraktekkan ekshibisionsim mendapatkan kenikmatan seksual dari
memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain. Semua yang mengalami kelainan ini adalah
laki-laki heteroseksual
dan yang secara
khusus menikah tetapi yang merasa malu dan
mengalami hambatan
kehidupanseksual. Mereka umumnya ingin membuat korbannya shock tetapi jarang
membahayakan dengan cara lain. Karena perilaku ini illegal dan menakutkan, maka ekshibisionsim dianggap
tidak normal.
Forced
sex
Beberapa bentuk
perilaku seksual yang menyimpang dianggap tidak normal karena mereka melibatkan
ancaman atau mengandung
paksaan bagikorbannya. Tindakan ini termasuk pemerkosaan, pelecehan
seksual anak, perbuatan
berzinah dan juga kekerasan seksual.
a. Pemerkosaan
Dalam
pemerkosaan,
kekuatan atau
pemaksaan orang lain untuk melakukan perbuatan seksual. Pada
sebagian besar kasus,
pemerkosa adalah laki-laki dan korbannya adalah perempuan – wanita diperkosa setiap 6 menit di
Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, 22 persen wanita dewasa dan 2 persen
laki-laki dewasa terlibat dalam pemaksaan seksual setidaknya sejak usia 13
tahun. Persentase wanita yang diperkosa adalah sama pada setiap kelompok umur
berbeda, kelompok etnis, tempat tinggal (kota, pinggiran atau pedesaan),
tingkat pendidikan dan kelompok
perkawinan. Ketika wanita diperkosa, selalu dilakukan oleh mereka yang telah dikenal
(22 persen), seseorang yang jatuh cinta (46 persen) atau suami lain (9 persen).
Akibat pemerkosaan
itu adalah trauma. Korban
pemerkosaan tidak dapat secara variabel merasakan bahwa seluruh kehidupan
mereka telah berubah akibat penyerangan. Banyak korban pemerkosaan mengalami gangguan
mental,seringkali merujuk padasindrome
trauma pemerkosaan, ditandai oleh perasaan kegelisahandan depresi termasuk gangguan tidur, hubungan
dan fungsi sehari-hari. Namun, sebagian mitos di dalam budaya Barat mengacu pada korban
pemerkosaan. Mitos ini cenderung menempatkan tanggung jawab perkosaan pada korban sementara
menyatakan pelanggarnya bertanggung jawab secara pribadi pada
pemerkosaan.
Tidak ada
profil psikologi untuk pelanggar seksual. Dalam hal ini, bila salah satu
mencirikan pemerkosa adalah mereka bersifat heterogen dan tidak dapat ditandai
oleh generalitas. Teori pemerkosaan juga telah menekankan bahwa mereka yang
memperkosa didorong oleh hasrat agresif dan kebutuhan untuk berbagai dominasi oleh
keinginan seksual.
Beberapa
pemerkosa akan memperkosa sejumlah wanita sebelum mereka ditahan.
Korbannya seringkali
ragu-ragu melaporkan
pemerkosaan karena proses kesaksian terhadap pemerkosa seringkali tidak
menyenangkan oleh pejabat yang meneliti dan para pembela atau kuasa hukum
korban. Untuk alasan itu, banyak
masyarakat yang
membentuk crisis center pemerkosaan yang memberikan bantuan dan dukungan kepada korban
melalui pelaporan, penelitian dan proses penuntutan. Crisis center pemerkosaan
ini memberikan bimbingan kepada korban
pemerkosaan untuk membantu mereka menyesuaikan diri setelah menjadi korban.
Tabel 11.4. Mitos pemerkosaan dan fakta pemeriksaan
Ø Mitos
o Wanita yang pergi ke rumah seorang
laki-laki pada hari pertama menyatakan bahwa dia ingin berhubungan seksual
o Salah satu alasan wanita tidak
melaporkan pemerkosaan adalah bahwa mereka membutuhkan perhatian bagi diri
mereka sendiri
o Beberapa wanita sehat dapat menahan
pemerkosa bila dia ingin melanjutkannya
o Wanita yang pergi tanpa bra atau
memakai pakaian pendek berarti mengundang hal-hal
yang tidak diinginkan
Ø Fakta
o Seseorang yang pergi ke mana saja tidak
menyatakan bahwa dia ingin
melakukan
sesuatu.
Pemerkosa mendistorsi persepsi mereka untuk menyesuaikan dengan
keyakinan mereka.
o Sangat jarang bagi wanita yang
melaporkan pemerkosaan. Melaporkan pemerkosaanya berarti pengalaman traumatik
o Pemerkosaan adalah tindakan pelanggaran
dan brutal yang memburuk dengan perlawanan
o Tidak ada korban yang diminta
diperkosa. Pemerkosa bertangung jawab atas tindakannya
b. Pelecehan Seksual Anak
Beberapa
anak dieksploitasi secara seksual. Di dalam sebuah survey,
27 persen wanita dan 16 persen laki-laki melaporkan mengalami pelanggaran
seksual selama kanak-kanak. Sebagian statistik menyatakan bahwa sebanyak 40
juta orang di Amerika Serikat menjadi korban seksual pada masa anak-anak. Ada
berbagai tipe pelecehan
seksual anak.
Ketika kontak
seksual
dilakukan oleh anggota keluarga, pelecehan
seksual itu disebut incset. Ketika ada
paksaan atau ancaman paksaan, maka perlakuan seksual itu
disebut pemerkosan anak. Ketika tidak ada ancaman paksaan yang jelas,
pelecehanseksual anak disebut molestasi anak. Bahkan molestasi anak itu
dianggap sebagai bentuk perilaku seksual yang dipaksakan karena anak tidak memberi izindalam
cara berperilaku seksual.
Anak yang
mengalami pelanggaran
seksual
memperlihatkan berbagai rentang emosional dan reaksi perilaku. Bila kontak
seksual tidak mengancam kepada anak, seperti
dalam eksplorasi seksual oleh
anak yang lebih dewasa, maka akan jarang ada pengaruh psikologi untuk anak bila orang tuanya
tenang menghadapi kejadian itu dengan kasih sayang dan pemahaman. Ketika
pelecehan
seksual itu
mengganggu si anak,
seperti adanya variasi
dalam beberapa
kasus ketika pelakunya adalah orang dewasa atau ketika ada ancaman pemaksaan,
maka efek psikologi terhadap korban akan lebih serius.
Beberapa efek
dari pelecehan seksual anak diyakini memiliki jangka panjang. Dalam hal ini,
setelah pelecehan
seksual anak
maka ada kesamaan
dalam kondisi
seksual dalam anak yang cenderung mengalami trauma dan reaksi trauma
tersendiri. Anak juga akan bertindak secara seksual
untuk merespon korban, pengalaman dari gangguan personal oleh seseorang yang melangar mereka dan merasakan ada
sesuatu yang tidak
berdaya dan
kekurangan kontrol.
Orang dewasa
juga terlibat dalam pedofilia, mengalami kenikmatan seksual melalui
kontak seksual dengan
anak. Mereka
umumnya mendapatkan kepercayaan dan menerima korbannya sebelum melibatkan diri dalam perilaku seksual. Itu
berarti molester anak dan pemerkosa biasanya diketahui dan diarahkan pada korban anak. Dalam hal ini, pemerkosa
adalah tetangga dan anggota
keluarga yang
mengetahui anak itu sebelum kejadian adalah tetangganya, anggota keluarga atau orang
yang mengenal anak sebelum kejadian sampai 90 persen dari kasus. Molester
anak adalah heteroseksual laki-laki dan korban yang biasanya merupakan gadis muda. Dalam beberapa
kasus, molester adalah homoseksual laki-laki atau wantia heteroseksual dan
korbannya adalah anak laki-laki muda. Secara trais, banyak molester anak yang
melanggar ratusan anak sebelum mereka ditangkap. Seperti
orang yang memperkosa orang dewasa, laki-laki yang memperkosa atau molest anak
cenderung bersifat heterogen dalam kondisi
psikologinya.
Sexual Harassment
Sexual harrasement adalah bentuk
godaan atau pelecehan seksual. Termasuk di dalamnya permintaan untuk melayani
seks, menyentuh bagian
yang tidak diinginkan dari kaki, payudara, atau bokong;
komentar berbau seksual, dan bentuk lain dari perilaku pemaksaan
seksual oleh orang lain. Bentuk-bentuk seperti tatapan yang mengerling
atau kedipan dan ucapan tidak senonoh yang sering diselipkan oleh laki-laki pada saat menyapa
perempuan di jalan yang membuat perempuan merasa tidak nyaman juga merupakan
pelecehan seksual. Namun, meskipun kurang umum,
laki-laki juga menjadi korban pelecehan seksual
di perguruan tinggi dan di tempat kerja.
Salah satu komponen kunci dari pelecehan
seksual adalah bahwa hal itu terjadi di antara orang dengan perbedaan tingkat
kekuasaan, biasanya di sekolah atau tempat kerja. Ada
hukum-hukum, peraturan dan kebijakan yang menjamin hak setiap
orang untuk bersekolah dan bekerja di lingkungan yang tidak
mengancam. Namun hal ini tidak sepenuhnya menjamin. Karena masih adanya
ketidakseimbangan dalam kekuasaan (contoh : seorang pegawai perempuan
yang digangu oleh atasannya) yang melekat dalam pelecehan seksual, tidak
diragukan lagi bahwa sebagian besar kasus pelecehan seksual tidak
dilaporkan kepada
pihak
berwenang. Setiap korban pelecehan seksual menderita dalam
arti menjadi
kurang nyaman di
sekolah
atau bekerja. Dalam
beberapa kasus, pelecehan seksual dapat memicu tingkat serius
dari kecemasan dan depresi.
DISFUNGSI
SEKSUAL DAN KESEHATAN SEKSUAL
Disfungsi seksual adalah ketidakmampuan
untuk berhubungan intim dengan baik atau tidak nyaman dalam melakukan aktivitas
seksual yang normal. Disfungsi seksual merupakan gangguan dalam setiap fase sexual
response cycle. Setiap disfungsi yang berbeda menghasilkan sebab yang
berbeda pula, biasanya mengganggu fisik dan psikologis. Bagaimanapun juga,
kebanyakan disfungsi seksual disebabkan oleh faktor psikologis. Disfungsi
seksual dibagi menurut fase respon seksual: hasrat seksual, sexual arousal, dan
orgasme.
Dysfunctions of
Sexual Desire
Di antara disfungsi seksual yang paling
umum adalah yang melibatkan minat dan keinginan dalam hubungan seksual
(LoPiccolo & Friedman, 1998). Hal ini penting untuk tidak mencampuradukkan
keinginan seksual dengan frekuensi seksual, karena seseorang dapat memiliki
hubungan seksual yang terbilang sering untuk menyenangkan pasangannya tetapi
memiliki sedikit hasrat untuk interaksi seksual ini. Sebaliknya, seseorang
mungkin memiliki hasrat seksual yang kuat tetapi tidak melakukan seks untuk
sejumlah alasan. Hal penting selanjutnya yang harus diingat adalah setiap orang
memiliki tingkat hasrat seksual yang berbeda. Dua jenis disfungsi yang
melibatkan hasrat seksual:
·
Menghambat
keinginan seksual: suatu kondisi dimana seseorang mempunyai keinginan seks yang
jarang atau tidak sama sekali.
·
Gangguan
penolakan seksual: suatu kondisi dimana seseorang ketakutan dan menghindari
perilaku seksual.
Baik pria dan wanita mengalami
gangguan hasrat seksual. Ada banyak kemungkinan penyebab masalah ini, termasuk
kecemasan yang ekstrem tentang keintiman seksual atau memiliki pengalaman
traumatis seksual. Dalam kasus lain, orang mungkin tidak memiliki kekurangan
hasrat tetapi mungkin kurang tertarik pada pasangan seksualnya karena suatu
masalah dalam hubungan.
Terapis untuk permasalahan hasrat
seksual, pertama adalah memeriksa seseorang secara keseluruhan mengenai
hubungan dengan pasangannya. Jika ditemukan adanya masalah dalam hubungan,
terapis tersebut akan memfokuskan pada masalah kecemasan yang mungkin dialami
seseorang dalam keintiman seksual. Kecemasan mungkin dapat menghalangi hasrat
untuk kontak seksual dan mengganggu ketertarikan seksual. Hambatan seksual
mungkin disebabkan oleh pengalaman dan karakteristik orang. Isu-isu ini
diperiksa dalam konteks terapi seks, dimana orang-orang mengevaluasi kecemasan
dan menggunakannya sebagai strategi untuk menguranginya.
Dysfunctions of
Sexual Arousal
Kelainan gairah seksual terjadi ketika
ada kurangnya gairah seksual - termasuk ereksi pada penis untuk laki-laki dan
pelumasan vagina untuk perempuan - selama fase excitement phase pada
respon seksual. Namun, perlu diketahui bahwa seseorang dikatakan memiliki
gangguan gairah seksual hanya jika kegagalan untuk merespons terjadi secara
konsisten, bahkan terjadi dengan tingkat yang memadai dari rangsangan seksual
dan mengganggu kenikmatan seksual atau menyebabkan ketidaknyamanan.
Perempuan bisa mengalami female
sexual arousal disorder, yang dicirikan oleh kurangnya lubrikasi vagina
dan pengalaman subjektif yang minimal terhadap gairah seksual (American
Psychiatric Association, 1994). Karena banyak wanita kadang-kadang mengalami
bentuk-bentuk kesulitan ini, bila tidak membiasakan diri pada gairah seksual,
kurangnya rangsangan secara terus-menerus bahkan dalam keadaan yang
menguntungkan, maka hal ini dapat dianggap sebagai disfungsi seksual.
Disfungsi seksual lain yang kurang umum
adalah vaginismus dan dispareunia. Vaginismus mengacu pada
kontraksi sengaja dinding vagina yang membuatnya terlalu sempit untuk
memungkinkan penis masuk dalam hubungan seksual. Sementara dispareuniaadalah
konsdisi di mana wanita mengalami rasa sakit selama hubungan seksual. Sering
kali kondisi ini disertai dengan disfungsi orgasme dan kecemasan yang
berhubungan dengan seks. Namun seperti disfungsi pada laki-laki, disfungsi pada
perempuan biasanya dapat dihilangkan dengan bantuan profesional.
Mirip dengan kelainan gairah seksual
pada wanita, gangguan gairah seksual laki-laki secara langsung mencerminkan
proses fisiologis gairah seksual dalam siklus respon seksual laki-laki. Pada
pria, yang paling umum adalah gangguan gairah seksual disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi adalah sebuah kondisi dimana penis tidak dapat ereksi untuk
berhubungan seksual.
Orgasm Dysfunction
Disfungsi orgasme mencakup gangguan
tehadap climax phase dari respon seksual. Pada perempuan, disfungsi
orgasme disebut sebagai inhibited female orgasm. Hal ini
didefenisikan sebagai individu tidak dapat mengalami orgasme.
Gangguan orgasme memiliki banyak sebab,
termasuk kecemasan dalam berhubungan, kesulitan dalam hubungan, takut diabaikan
dan depresi. Seperti, disfungsi seksual lainnya, gangguan orgasme mungkin
disebabkan oleh pengalaman seksual yang traumatis.
Pada laki-laki, disfungsi orgasme yang
paling umum mencakup ejakulasi sebagai hasil dari tingkat minimal rangsangan
seksual, biasanya hanya setelah atau bahkan sebelum penetrasi. Ketika hal ini
muncul setiap waktu dan menjadi distress, hal ini mungkin dapat dianggap
sebagai disfungsi seksual yang disebut premature ejaculation.
Sebaliknya, pada beberapa laki-laki, dikenal disfungsi orgasme dengan nama retarded
ejaculation, yaitu kondisi di mana laki-laki jarang dapat bisa
mendapatkan orgasme meskipun rangsangan seksualnya memadai, atau bahkan dapat
mencapai orgasme tapi dalam periode waktu yang lama.
MASALAH KESEHATAN TERKAIT DENGAN ANATOMI SEKSUAL
Kanker
Anatomi seksual (Cancers of Sexual Anatomy)
Perlu
bagi wanita untuk menjalani pemeriksaan gynekologi untuk memeriksa
adanya kemungkinan kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker indung telur.
Wanita harus secara cermat merasakan dan melihat poerubahan ukuran, bentuk, warna
payudara dan puting susunya. Tanda-tanda kanker payudara termasuk pembengkakkan
pada kulit, adanya benjolan serta perubahan yang tidak berbahaya -membutuhkan
profesional medis untuk menentukan hal ini-. Deteksi dini dari kanker payudara
menawarkan harapan terbaik untuk melawan ancaman gangguan kesehatan yang
serius. Di samping melakukan pemeriksaan payudara sendiri, juga penting
bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara oleh dokter setelah usia 20
tahun. Lebih lanjut, wanita juga harus meminta dokter ketika mereka
menjalani mamogram, sinar X dosis rendah dengan sisi akurat untuk
mendeteksi kanker sebelum dapat dirasakan pada pemeriksaan daya.
Terdapat
permasalahan kesehatan terkait dengan anatomi seksual laki-laki.
Laki-laki terutama lebih dari 40 tahun, harus memiliki pemeriksan regular oleh
dokter termasuk pemeriksaan untuk kelainan prostata yang menunjukkan kanker
prostata. Juga perlu bagi laki-laki untuk belajar bagaimana melakukan
pemeriksaan mandiri testikel mereka untuk mendeteksi tanda-tanda kanker testikular.
Ini terutama penting di antara usia 16 dan 35 tahun, ketika kanker tesdtiular
menjadi lebih umum. Pemeriksaan harus dilakukan sekali sebulan. Setelah itu
maka scrotum rileks dan testikel tersuspensi, laki-laki harus
melihat setiap testikel di antara ibu jari dan jari tengah,
merasakan dengan cermat untuk adanya benjolan atau pengerasan yang tidak biasa.
Testikel ini adalah lebih halus ketika mereka sehat, sehinga benjolan
atau identitasi merupakan tanda yang dimungkinkan dari pertumbuhan kanker.
Tetapi membutuhkan profesional medis untuk membedakan bonjolan yang berbahaya
dari bentuk yang tidak membahayakan. Bila terdeteksi lebih awal, kanker testicular
memiliki nilai perawatan yang tinggi. Ketika tidak terdeteksi, kanker testicular
adalah di antara bentuk kanker yang sudah mati.
Penyakit
Menular Seksual (Sexually Transmitted Diseases)
Penyakit
yang disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme melalui kontak seksual disebut
sebagai penyakit venereal tetapi dewasa ini dirujuk pada penyakit yang
tertular secara seksual (STD). Kejadian epidemik STD tidak
terhitung jumlahnya dengan orang yang biasa. Sebagian mudah
ditangani dan diobati bilka terdeteksi lebih dini, sementara yang lain
tidak dapat ditangani dan bahkan sampai menyebabkan kematian. Bila tidak
ditangani maka semua STD dapat menimbulkan penyakit kronis dan kemandulan
serta memiliki ancaman serius terhadap wanita hamil dan keturunannya.
a. Syphilis
Syphilis disebabkan oleh bakteri
bernentuk spiral, corkscrew, disebut aspirochete. Perkembangan
syphilis melalui serangkaian tahapan dari infeksi. Tahap pertama dirujuk
sebagai Syphilis yang memiliki setidaknya dua minggu untuk sebulan
setelah infeksi. Gejala awal dari infeksi syphilis umumnya meliputi berbagai
tampilan yang tidak memperlihatkan rasa sakit ketika spiroshete masuk ke
dalam tubuh, seringkali melalui bagian penis atau vagina. Ini disebut chancre
dan pertama kali terlihat sebagai benjolan tetapi lama kelamaan akan terbuka
dan terinfeksi. Chancre ini akan berlaku tetapi orang masih menderita
syphilis yang masuk ke dalam tahapan kedua. Syphilis sekunder ditandai oleh
ruam pada kulit dan berkembang di berbagai bsagian tubuh (termasuk telapak
tangan dan telapak kaki) dan juga disertai oleh gejala umum seperti penyakit
demam, sakit kepala, mual, pembengkakkan kelenjar, kerongkongan parau,
kerontokan rambut dan hilangnya selera makan. Selama tahap primer dan sekunder,
syphilis dapat dirawat dalam beberapa kasus dengan antibiotik. Bila tidak
ditangani, syphilis ini berkembang ke dalam tahap tersier yang kemudian
melibatkan sejumlah komplikasi kesehatan yang serius. Spsirochete dapat
menyerang jaringan jantung, otak, syaraf punggung, sendi dan sejumlah sistem
organ lain dan dapat menyebabkan kematian.
b. Gonorrhea
Seperti syphilis, gonorrhea
adalah infeksi bakteri. Infeksi gonorrhea ini adalah berbeda dari syphilis.
Pada laki-laki, gejala awal gonorrhea adalah adanya cairan nanah dari
penis dan rasa sakit seperti luka bakar serta gatal-gatal selama buang air
kecil. Gejala ini biasanya terjadi dalam minggu pertama setelah infeksi. Pada
wanita, gejala awal infeksi gonorrhea adalah adanya cairan
berwarna kuning kehijauan dari vagina. Wanita juga mengalami rasa gatal di
vagina ketika terinfeksi gonorrhea, tetapi wanita yang terinfeksi tidak
mendeteksi infeksi dini dalam persetubuhan. Pada laki-laki dan wanita, gonorrhe
yang tidak ditangani dapat menimbulkan sejumlah ancaman kesehatan yang serius
termasuk infeksi pada kantong kemih, ginjal, jantung dan otak. Namun, ketika
terdeteksi, gonorrhea ini biasanya mudah diobati dengan antibiotik.
Dalam tahun-tahun terakhir, strain gonorrhea dan syphilis sangat
sulit untuk menangani antibiotik yang menjadi lebih umum khususnya di antara
minoritas etnis dan juga kemiskinan di kota besar.
c.
Chlamydia
Chlamydia disebabkan oleh organisme kecil
yang menyerang tipe yang berbeda dari sel pada tubuh. Gejala chlamydia
sulit didefinisikan. Seringkali, tidak ada tanda-tanda infeksi setelah periode
waktu yang cukup lama. Laki-laki dapat mengalami sensasi seperti luka
bakar selama buang air kecil dan juga mengalami keluarnya cairan nanah dari
penis. Chlamydia juga bergerak ke dalam testis dan menyebabkan
kemandulan. Pada wanita, gejala ini termasuk rasa seperti luka bakar dan
gatal-gatal pada vagina dan sensasi rasa luka bakar ketika buang air kecil.
Infeksi yang tidak ditangani pada wanita berkembang ke saluran fallopi
menyebabkan kemandulan dan berkembang menjadi penyakit radang panggul, dan
mengakibatkan demam atau penyakit serius. Bila terdeteksi, chalmydia
ditangani dengan antibiotik dan biasanya dapat dirawat. Chlamydia dapat
kambuh.
d. Pubic lice
STD ini disebut juga kurap atau
kudis yang disebabkan oleh organisme parasit kecil yang berada pada poppy
seed; ini menggigit kulit dan memakan darah, menyebabkan kulit terasa
gatal. Berbagai shampo medis dan aplikasi lain dapat menghilangkan public
lice ketika digunakan secara langsung.
e.
Genital Herpes
Disebabkan oleh herpes simpleks
virus, herpes genital dapat ditangani, tetapi tidak dapat diobati. Sama
halnya dengan herpes simpleks tipe 1, gejala herpes genital ini kecil,
ada luka yang menyakitkan dan terlihat pada bagian genital. Luka ini adalah
blister kecil yasng terbuka dan mengeluarkan cairan. Bila luka herpes ini
menular dari satu tempat ke tempat lain yang kontak dengannya. Juga perlu
bagi orang yang terinfeksi untuk menghindari sentuhan luka herpes atau mencuci
seluruhnya setelah itu. Terpapar virus herpes pada mata dapat menimbulkan
bahaya kerusakan pada kornea mata. Pada sebagian besar kasus, luka
ini kambuh setelah beberapa waktu karena virus lebih dorman di dalam tubuh.
Meskipun herpes tidak dapat diobati, namun dapat ditangani dengan obat
antivirus yang memperlambat perkembangannya dan membantu mengalami terjadinya
kondisi yang lebih parah lagi.
f.
Kutil genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus
human papilloma, kutil genital tidak terlihat hingga beberapa bulan setelah
infeksi. Kutil ini biasanya berukuran kecil, dengan bongkahan yang keras,
tetapi tentu akan memiliki variasi dalam warna, ukuran dan tekstur yang
terlihat pada penis, vulva atau anal, atau di dalam urethra itu sendiri.
Kutil genital ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak berbahaya, tetapi
tentu akan dikaitkan dengan perkembangan kondisi yang cukup serius seperti kanker
cervical. Pengobatan kutil genital ini adalah dengan pengangkatan melalui
pembekuan, bedah lokal atau metode lain.
g. AIDS
AIDS disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIVB) dan merupakan STD yang fatal. HIV dapat
ditularkan melalui darah, air mani, asi, dan cairan vagina. Secara seksual HIV
pertama kali ditularkan dari manusia ke manusia melalui vaginal atau hubungan
anal dan oral seks. HIV akan merusak sel darah yang disebut sel T-Helper, yang
bertanggung jawab untuk respon kekebalan tubuh terhadap zat infeksi. Jumlah sel
T-helpernya berkurang, mengakibatkan tubuh peka terhadap berbagai
infeksi, berupa pneumonia atau kanker dan tidak dapat pulih dari keadaan itu. Setelah
orang mengalami satu dari bebrapa penyakit infeksi spesifik atau ketika jumlah
sel T-Helper spesifik telah habis, maka orang terdiagnosa dengan AIDS. Tidak
mungkin untuk memberitahukan bila seseorang terinfeksi dengan HIV dengan
melihatnya saja. Hanya test definitif untuk HIV berupa tes darah yang dapat
memperlihatkannya.
Secara keseluruhan, laki-laki
lebih mudah terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan. Cara ifneksi yang
lebih umum berbeda antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dapat
terinfeksi AIDS dengan seks heteroseksual (vaginal, oral dan anal) dengan
laki-laki yang sudah terinfeksi atau dengan berbagi jarum suntik dengan orang
yang terinfeksi ketika menginjeksi obat. Sebaliknya, laki-laki lebih sering
terinfeksi HIV melalui seks (oral dan anal) dengan laki-laki lain atau dengan
penggunaan jarum yang sama. Laki-laki dan wanita juga terinfeksi dari transfusi
darah dan pencangkokkan jaringan, tetapi metode screening jauh lebih
baik untuk mengurangi resiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar