Perkembangan
Bahasa Indonesia di Era Global
Indonesia adalah negara kepulauan dengan ratusan suku yang memiliki ribuan bahasa ibu dan budayanya. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang digunakan untuk menyatukan dan mempermudah komunikasi antarsuku yang ada di Indonesia.
Saat
ini banyak terjadi pergeseran makna yang membombardir kekukuhan bahasa
Indonesia. Keberadaan Bahasa Indonesia mengalami banyak perkembangan dari sejak
awal terbentuknya hingga saat ini karena keterbukaannya.
Ada dua fenomena yang terjadi dewasa ini yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia, yaitu :
Ada dua fenomena yang terjadi dewasa ini yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia, yaitu :
A. Fenomena Positif
Bahasa
Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan masyarakat. Terbukti dengan
digunakannya bahasa Indonesia oleh para ibu (khususnya ibu-ibu muda) dalam
mendidik anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anak menjadi terlatih menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan di masa depan mereka memiliki keterampilan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
Kita
juga perlu berbangga hati dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam
produk-produk perusahaan luar negeri, baik dalam kemasannya, prosedur
penggunaannya, maupun keterangan produk yang dihasilkan. Mereka melakukan hal
ini untuk mempermudah promosi, sehingga produk mereka laku dipasarkan di
Indonesia.
Dari
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan bahasa Indonesia diakui oleh
masyarakat Internasional khususnya para pengusaha asing.
B. Fenomena Negatif
Seiring
dengan berkembangnya zaman, banyak ditemukan perkembangan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa
komunikasi kelompok bermain atau bahasa prokem, bahasa SMS dan bahasa yang
sedang banyak dibicarakan belakangan ini yaitu Bahasa Alay.
Dewasa ini, kesadaran untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan remaja mulai menurun, mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia. Fenomena seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena hal ini dapat merusak kebakuan dan merancukan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia harus tetap berkembang, walaupun diterpa oleh kemunculan bahasa-bahasa asing dan bahasa pergaulan.
Kita seharusnya malu jika tidak dapat
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, karena kita pemiliknya. Sekarang ini,
kita cenderung menyepelekan dan mencampuradukkannya dengan bahasa daerah,
seperti mencampurnya dengan bahasa Jawa. Fenomena ini sering kali kita jumpai
dalam pergaulan sehari-hari, contohnya di sekolah, saat jam pelajaran kita
menggunakan bahasa Indonesia, tetapi saat kembali bercengkerama dengan
teman-teman, kita lupa akan bahasa Indonesia. Apalagi dengan kemunculan bahasa
gaul dan bahasa prokem yang ternyata sudah dibukukan oleh salah seorang artis
ternama kita, Debbie Sahertian.
Jadi,
sebaiknya antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus berkembang seimbang,
agar peran bahasa Indonesia di era global ini diakui dan tetap berdiri tegak di
bumi Indonesia. Bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa Indonesia yang mengalami
penginggrisan harus dapat ditekan dan hanya sebatas untuk komunikasi pergaulan.
Bahasa pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan.
Oleh karena itu, bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional merupakan
komponen yang paling representatif dan dominan, termasuk upaya melanggengkan
kesatuan bangsa (Hasan Alwi, 1998). Orang Indonesia sebaiknya belajar mencintai
bahasa nasionalnya dan belajar memakainya dengan kebanggaan dan kesetiaan,
sehingga membuat orang Indonesia berdiri tegak di dunia ini walaupun dilanda
arus globalisasi dan tetap dapat mengatakan dengan bangga bahwa orang Indonesia
menjadi bangsa yang berdulat yang mampu menggunakan bahasa nasionalnya untuk
semua keperluan modern.
Kita tidak boleh kalah dengan bangsa
lain, seperti Arab, Italia, Jerman, Prancis, Jepang, Korea dan Cina yang
bahasanya bukan Inggris, tetapi tidak mengalami proses penginggrisan yang
memprihatinkan. Masyarakat Indonesia harus dapat menunjukkan ketahanan
budayanya, warganya hanya perlu diberi semangat dan didorong agar jangan cepat
menyerah. Untuk meningkatkan peran bahasa Indonesia di era global dan tetap
mempertahankan budaya daerah seharusnya pemerintah memberlakukan peraturan atau
Undang-undang tentang tata susunan, isi, dan penggunaan bahasa Indonesia yang
benar dalam surat kabar, tabloid, maupun majalah-majalah remaja. Sebaiknya
dalam majalah remaja perlu diisikan kolom khusus bacaan berbahasa Indonesia
yang benar, untuk media elektronik, seperti TV khususnya televisi swasta dan
radio diadakan acara debat, cerdas tangkas, diskusi, dan acara yang menggunakan
bahasa Indonesia yang benar. Tetap diadakan ujian nasional bahasa Indonesia dan
pemberian penghargaan kepada orang yang mampu berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar
Dari uraian di atas, setidaknya hal
yang perlu diingat adalah hanya bahasa Indonesialah yang mampu mendekatkan
sekaligus menyatukan berbagai etnis di Indonesia, sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia
bukanlah satu-satunya lambang identitas kebangsaan di NKRI. Hal-hal lain, seperti
komitmen pada bendera Merah Putih juga merupakan lambang identitas bangsa.
Tetapi, satu hal yang patut direnungkan dalam konteks ini keduanya dapat
melahirkan sikap mental yang menumbuhkan rasa kebersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar