Sabtu, 14 Juni 2014

SUMBER BAHASA INDONESIA

A.   Sumber Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata – kata baru, baik melalui penciptaan,maupun penyerapan daribahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa melayu yang pokoknya dari bahasa melayu riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara sIndonesia tersebut merupakan bahasa melayu Riau, akan tetapi yang sudah ditambah, diubah, atau dikurangi menurut keperluan zaman dan alam baharu, hingga bahasa itu lalu mudah dipakai oleh rakyat di seluruh Indonesia. Pembaharuan bahasa melayu itu menjadi bahasa Indonesia itu harus dilakukan oleh kaum ahli yang beralam baharu, ialah alam kebangsaan Indonesia, atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa melayuyang disesuaikan dengan pertumbuhannya dalam masyarakat Indonesia.
Sejarah tumbuh dan berkembangnya Bahasa Indonesia tidak lepas dari Bahasa Melayu. Dimana bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak hanya digunakan di Kepulauan Nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti –prasasti kuno dari kerajaan di Indonesia.yang ditulis dengan Bahasa Melayu.dan pasca saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai :
1.      Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa buku – buku yang berisi aturan – aturan hidup dan sastra.
2.      Bahasa perhubungan (lingua franca) antar suku di Indonesia.
3.      Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar Indonesia.
4.      Bahasa resmi kerajaan.
Jadi, jelaslah bahwa bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa melayu.

B.   Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek – dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dari bahasa Melayu Kuno.
Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa: ‘’ Jika mengacu pada masa depan bahasa – bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu’’. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yanglambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi diakui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu ‘’ Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia’’. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesiadiakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.




C.    Mengapa Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
1.      Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
2.      Sistem bahasa melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3.      Suku jawa, suku sunda dan suku – suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4.      Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.





D.    Peristiwa – Peristiwa Penting Yang Berkaitan Dengan Bahasa Indonesia
Peristiwa – peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia dapat dirinci sebagai berikut :
1.      Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2.      Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku – buku bacaan yang diberi nama commissie voor de volkslectuur ( Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel – novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku – buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
3.      Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kayo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad (dewan rakyat), seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
4.      Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi pengokohan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan.
5.      Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
6.      Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia.
7.      Tanggal 25 – 28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
8.      Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang – Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
9.       Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik (ejaan soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
10.  Tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekat bangsa Indonesia untuk terus – menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
11.  Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan dihadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
12.  Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
13.  Tanggal 28 Oktober – 2 November 1987 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
14.   Tanggal 21 – 26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis – Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga Negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
15.            Tanggal 28 Oktober – 3 November 1989 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri kira – kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia ari seluruh indonesiadan peserta tamu dari Negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia,Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkan karya besar Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara,yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
16.  Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara seperti, Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnyamenjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang – Undang Bahasa Indonesia.
17.   Tanggal 26 – 30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar