A.
Sumber
Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan
kata – kata baru, baik melalui penciptaan,maupun penyerapan daribahasa daerah
dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa melayu yang pokoknya
dari bahasa melayu riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara sIndonesia
tersebut merupakan bahasa melayu Riau, akan tetapi yang sudah ditambah, diubah,
atau dikurangi menurut keperluan zaman dan alam baharu, hingga bahasa itu lalu
mudah dipakai oleh rakyat di seluruh Indonesia. Pembaharuan bahasa melayu itu
menjadi bahasa Indonesia itu harus dilakukan oleh kaum ahli yang beralam
baharu, ialah alam kebangsaan Indonesia, atau sebagaimana diungkapkan dalam
Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa
melayuyang disesuaikan dengan pertumbuhannya dalam masyarakat Indonesia.
Sejarah
tumbuh dan berkembangnya Bahasa Indonesia tidak lepas dari Bahasa Melayu.
Dimana bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa perantara
(lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak hanya digunakan di
Kepulauan Nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh Asia Tenggara. Hal
ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti –prasasti kuno dari kerajaan di Indonesia.yang ditulis dengan Bahasa Melayu.dan pasca
saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai :
1.
Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa buku –
buku yang berisi aturan – aturan hidup dan sastra.
2.
Bahasa perhubungan (lingua franca) antar
suku di Indonesia.
3.
Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang
ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar Indonesia.
4.
Bahasa resmi kerajaan.
Jadi,
jelaslah bahwa bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa melayu.
B. Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Secara
sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa
Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip
dengan dialek – dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dari
bahasa Melayu Kuno.
Penggunaan
bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin,
seorang politikus, sastrawan dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa: ‘’ Jika mengacu pada masa
depan bahasa – bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya hanya ada dua
bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu’’. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yanglambat laun akan
menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara
sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi diakui pada Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar
sumpah pemuda yaitu ‘’ Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia’’. Namun
secara Yuridis Bahasa Indonesiadiakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah
Kemerdekaan Indonesia.
C.
Mengapa
Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Ada empat faktor yang menyebabkan
bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
1.
Bahasa melayu sudah merupakan lingua
franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
2.
Sistem bahasa melayu sederhana, mudah
dipelajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa
kasar dan bahasa halus).
3.
Suku jawa, suku sunda dan suku – suku
yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional.
4.
Bahasa melayu mempunyai kesanggupan
untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
D. Peristiwa – Peristiwa Penting Yang
Berkaitan Dengan Bahasa Indonesia
Peristiwa
– peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia dapat
dirinci sebagai berikut :
1.
Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa
Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2.
Tahun 1908 pemerintah kolonial
mendirikan sebuah badan penerbit buku – buku bacaan yang diberi nama commissie
voor de volkslectuur ( Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917
diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel – novel,
seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku – buku penuntun bercocok tanam,
penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa
Melayu di kalangan masyarakat luas.
3.
Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kayo
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya
dalam sidang Volksraad (dewan rakyat), seseorang berpidato menggunakan bahasa
Indonesia.
4.
Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi
pengokohan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan.
5.
Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan
sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh
Sutan Takdir Alisyahbana.
6.
Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana
menyusun Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia.
7.
Tanggal 25 – 28 Juni 1938 dilangsungkan
Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan
bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara
sadar oleh cendikiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
8.
Tanggal 18 Agustus 1945
ditandatanganilah Undang – Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal
36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
9.
Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan
ejaan Republik (ejaan soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang
berlaku sebelumnya.
10.
Tanggal 28 Oktober – 2 November 1954
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan
perwujudan tekat bangsa Indonesia untuk terus – menerus menyempurnakan bahasa
Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa
negara.
11.
Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto,
Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan dihadapan sidang DPR yang dikuatkan
pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
12.
Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh
wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
13.
Tanggal 28 Oktober – 2 November 1987
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan
dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan
kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun1928, juga
berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
14.
Tanggal 21 – 26 November 1983 diselenggarakan
Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam
rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan
bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan
sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis – Garis Besar Haluan Negara, yang
mewajibkan kepada semua warga Negara Indonesia untuk menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
15.
Tanggal 28 Oktober – 3 November 1989
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri
kira – kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia ari seluruh
indonesiadan peserta tamu dari Negara sahabat seperti Brunei Darussalam,
Malaysia,Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani
dengan dipersembahkan karya besar Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa kepada
pecinta bahasa di Nusantara,yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia.
16.
Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770
pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara seperti,
Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,
Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnyamenjadi Lembaga Bahasa
Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang – Undang Bahasa Indonesia.
17.
Tanggal 26 – 30 Oktober 1998 diselenggarakan
Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu
mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar