Sabtu, 14 Juni 2014

Pendekatan Pemrosesan Informasi



Sifat pendekatan pemrosesan informasi
Pendukung pendekatan pemrosesan informasi mengatakan bahwa murid sangat kapabel (mampu). Anak memerhatikan informasi yang diberikan dan memikirkannya. Mereka menyusun strategi untuk mengingat. Mereka menyusun konsep. Mereka bernalar dan memecahkan problem.
Pendekatan pemrosesan informasi menyatakan bahwa murid mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun dtrategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir (thinking).
Menurut pendekatan pemrosesan informasi, anak secara bertahap  mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara bertahap pula mereka bias mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Beberapa pendekatan pemrosesan informasi memiliki kecenderungan yang lebih konstruktivis ketimbang pendekatan lainnya. Mereka yang mempunyai kecenderungan konstruktivis ketimbang guru sebagai pembimbing kognitif untuk tugas akademik dan murid sebagai pelajar yang berusaha memahami tugas – tugas tersebut.
Behaviorisme dan model pembelajaran asosiatif adalah kekuatan dominan dalam psikologi sampai 1950 an dan 1960 an. Tetapi, setelah itu para psikolog mulai menyadari bahwa pendekatan tersebut tak dapat menjelaskan proses pembelajaran anak tanpa mengacu pada proses mental. Seperti memori dan pikiran.
Istilah psikologi kognitif menjadi label untuk pendekatan yang berusaha menjelaskan perilaku melalui pemeriksaan proses mental. Walaupun sejumlah factor memicu perkembangan psikologi kognitif, tak satu pun yang lebih penting ketimbang perkembangan computer.
Pandangan Siegler
Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik utama dari pendekatan pemrosesan informasi yaitu, proses berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
Pemikiran.
Menurut Siegler, berpikir (thinking) adalah pemrosesan informasi. Dia mengatakan bahwa ketika anak merasakan (perceive), melakukan penyandian ( encoding), mempresentasikan, dan menyimpan Informasi dari dunia sekelilingnya, maka mereka sedang melakukan proses berpikir. Siegler percaya bahwa pikiran adalah sesuatu yang sangat fleksibel, yang menyebabkan individu bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahandalam lingkungan, tugas, dan tujuan. Tetapi, ada batasan kemampuan berpikir manusia ini. Individu hanya dapat memperhatikan sejumlah informasi juga terbatas saat itu, dan kecepatan kita memproses informasi juga terbatas. 

Mekanisme pengubah.
Siegler berpendapat bahwa dalam pemrosesan informasi focus utamanya adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan.  Dia percaya bahwa ada empat mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak yaitu, encoding (penyandian), otomatisasi, konstruksi strategi, dan generalisasi. 

Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori.siegler mengatakan bahwa aspek utama dari pemecahan problem adalah menyandikan informasi yang relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. Karena biasanya dibutuhkan waktu dan usaha untuk menyusun strategi baru, anak harus melatihnya untuk melaksanakan penyandian secara otomatis dan memaksimalkan efektivitasnya. Istilah otomatisitas (automaticity) adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman, pemrosesan informasi menjadi makin otomatis, dan anak bisa mendeteksi hubungan – hubungan baru anta ride dan kejadian. 

Konstruksi strategi yaitu penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. Siegler mengatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kuni untuk suatu problem dan mengoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah.
Anak perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan, strategi pada problem lain. Transfer terjadi saat anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang baru. 

Modifikasi diri.
Arti penting dari motifikasi diri dalam pemrosesan informasi dicontohkan dalam metakognisi, yang berarti kognisi tentang kognisi, atau “ mengetahui tentang mengetahui”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar