Sifat
pendekatan pemrosesan informasi
Pendukung pendekatan
pemrosesan informasi mengatakan bahwa murid sangat kapabel (mampu). Anak
memerhatikan informasi yang diberikan dan memikirkannya. Mereka menyusun
strategi untuk mengingat. Mereka menyusun konsep. Mereka bernalar dan
memecahkan problem.
Pendekatan pemrosesan
informasi menyatakan bahwa murid mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun
dtrategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah
proses memori dan proses berpikir (thinking).
Menurut pendekatan
pemrosesan informasi, anak secara bertahap
mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara
bertahap pula mereka bias mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Beberapa pendekatan
pemrosesan informasi memiliki kecenderungan yang lebih konstruktivis ketimbang
pendekatan lainnya. Mereka yang mempunyai kecenderungan konstruktivis ketimbang
guru sebagai pembimbing kognitif untuk tugas akademik dan murid sebagai pelajar
yang berusaha memahami tugas – tugas tersebut.
Behaviorisme dan model
pembelajaran asosiatif adalah kekuatan dominan dalam psikologi sampai 1950 an
dan 1960 an. Tetapi, setelah itu para psikolog mulai menyadari bahwa pendekatan
tersebut tak dapat menjelaskan proses pembelajaran anak tanpa mengacu pada
proses mental. Seperti memori dan pikiran.
Istilah psikologi
kognitif menjadi label untuk pendekatan yang berusaha menjelaskan perilaku
melalui pemeriksaan proses mental. Walaupun sejumlah factor memicu perkembangan
psikologi kognitif, tak satu pun yang lebih penting ketimbang perkembangan computer.
Pandangan
Siegler
Robert Siegler (1998)
mendeskripsikan tiga karakteristik utama dari pendekatan pemrosesan informasi
yaitu, proses berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
Pemikiran.
Menurut Siegler,
berpikir (thinking) adalah pemrosesan informasi. Dia mengatakan bahwa ketika
anak merasakan (perceive), melakukan penyandian ( encoding), mempresentasikan,
dan menyimpan Informasi dari dunia sekelilingnya, maka mereka sedang melakukan
proses berpikir. Siegler percaya bahwa pikiran adalah sesuatu yang sangat
fleksibel, yang menyebabkan individu bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri
dengan perubahandalam lingkungan, tugas, dan tujuan. Tetapi, ada batasan
kemampuan berpikir manusia ini. Individu hanya dapat memperhatikan sejumlah
informasi juga terbatas saat itu, dan kecepatan kita memproses informasi juga
terbatas.
Mekanisme
pengubah.
Siegler berpendapat bahwa
dalam pemrosesan informasi focus utamanya adalah pada peran mekanisme pengubah
dalam perkembangan. Dia percaya bahwa
ada empat mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam keterampilan
kognitif anak yaitu, encoding (penyandian), otomatisasi, konstruksi strategi,
dan generalisasi.
Encoding
adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori.siegler mengatakan bahwa
aspek utama dari pemecahan problem adalah menyandikan informasi yang relevan
dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. Karena biasanya dibutuhkan waktu
dan usaha untuk menyusun strategi baru, anak harus melatihnya untuk
melaksanakan penyandian secara otomatis dan memaksimalkan efektivitasnya. Istilah
otomatisitas (automaticity) adalah
kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring dengan
bertambahnya usia dan pengalaman, pemrosesan informasi menjadi makin otomatis,
dan anak bisa mendeteksi hubungan – hubungan baru anta ride dan kejadian.
Konstruksi
strategi yaitu penemuan prosedur baru untuk memproses
informasi. Siegler mengatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kuni untuk
suatu problem dan mengoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan
sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah.
Anak perlu melakukan
generalisasi, atau mengaplikasikan, strategi pada problem lain. Transfer terjadi
saat anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumya untuk
mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang baru.
Modifikasi
diri.
Arti penting dari
motifikasi diri dalam pemrosesan informasi dicontohkan dalam metakognisi, yang berarti kognisi
tentang kognisi, atau “ mengetahui tentang mengetahui”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar