Selasa, 30 Desember 2014

Analisis kasus berdasarkan teori Victor Emil Frankl



Liputan 6.com,Jakarta- sebanyak 205 butir telur telah dikeluarkan oleh Sinin(62 tahun) sejak [ertama kali “bertelur” pada 1998. Peristiwa mengeluarkan telur ini berawal dari mimpi sewaktu tidur di malam Jumat kliwon.
Sejak 1998 saya mimpi dikasih telur banyak pas malam jumat kliwon. Ada kakek pkai jubah putih dan sorban. Dia berdiri, tetapi tak menapak ke tananh, “kata Sinin, ditemui di rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta, Minggu (9/11).
Sinin mengatakan kakek berjubah putih di dalam mimpinya berpesan. “saya kasih telur, diurusin yang benar telur ini. Kamu harus berani malu buat masa depan kamu, katanya”.
Sudah ratusan telur  dikeluarkan Sinin, tetapi tidak semuanya disimpan. Sisanya ada yang dibuang. Namun, dibuang tidak sembaragan. Sebab, harus menjalani sebuah ritual.
‘kalau di rumah banyak bukti. Sebagian, ada yang saya buang ke kali Cisadene pas malam Jumat Kliwon. Tetapi, diselamatin dulu, ujarnya.
Dikesempatan itu, Sinin, menyerahkan kepada masyarakat untuk percaya atau tidak dirinya bisa bertelur. “ya, percaya tidak percaya. Buat apa saya berbohong. Kalau tidak percaya bawa saja saksi yang membantu saya bertelur,”tambahnya.
Namun, Selasa siang 18 November, misteri telur kakek Sinin terungkap setelah pihak Dinas kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melakukan pemeriksaan mendalam.
Dan ternyata, telur kakek Sinin hanyalah telur ayam biasa. Dinkes DKI Jakarta memeriksakan telur dari kakek Sinin ke laboratorium Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan di Bogor, Jawa Barat untuk mendapatkan perbandingan juga disertakan pemeriksaan telur ayam dari pasar.
Dengan hasil ini Dinkes DKI Jakarta berharap masyarakat tidak lagi mempercayai kakek Sinin bisa bertelur. Mereka juga merekomendasikan agar kakek berusia 62 tahun itu diperiksa kejiwaannya dirumah sakit karena diyakini pria ini mengalami gangguan perilaku.
Teori Victor Frankl
Victor Emil Frankl dilahirkan dalam keluarga Yahudi pada tanggal 26 Maret 1905 di Austria dan meninggal dunia pada tanggal 02 September 1997 di Austria. Nilai – nilai dan kepercayaan Yahudi memiliki pengaruh yang kuat terhadap Frankl. Ini pulalah yang membuat Frankl memiliki minat yang besar didalam persoalan keagamaan, khususnya dalam konteks makna dari hidup. Dan merupakan seorang tokoh neurology serta psikiatri.
 Victor Emil Franklin meupakan penggagas dari aliran Logotherapy, dimana Victor Frankl dipengaruhi oleh teori Eksistensial. Logotherapy merupakan gabungan dari kata logos yang berarti meaning (makna), yang berarti Logotherapy merupakan terapi yang melampaui makna.
Landasan filosofi dari Victor Frankl:
1.      The freedom of will yaitu, kebebasan seseorang untuk bertanggung jawab.
2.      The will to meaning yaitu,motivasi dasar manusia yang tertuju kepada hal – hal dasar diluar diri individu itu sendiri dan tidak terpusat kepada diri sendiri.
3.      The meaning of life yaitu,
·         Dapat ditemukan didalam kehidupan manusia, dan merupakan suatu yang unik, personal, dan juga spesifik.
·         Tidak dapat kita terima dari orang lain ataupun diberikan oleh orang lain, sebab kita harus dapat menemukannya dengan diri kita sendiri.
Sumber makna hidup menurut Victor Frankl:
1.      Creative values
Makna hidup seseorang hendaknya berasal dari berkarya, bekerja, menciptakan, an melaksanakannya karena seorang individu memang mencintai apa yang dikerjakannya.
2.      Experimental values
Bagaimana seorang individu meyakini dan memahami kebenaran yang ada, nilai – nlai keyakinan, kendahan, cinta kasih, serta keimanannya.
3.      Attitudinal values
Bagaimana seorang individu dapat mengambil sikap dan langkah yang tepat dan pasti terhadap suatu peristiwa buruk yang menimpanya dan tidak dapat dihindarinya.
Pembahasan (Analisis kasus)
Seperti kasus kakek Sinin yang bisa bertelur, hal ini tentu sesuai dengan pembahasan teori Frankl mengenai the meaning of life. Dimana ha ini ditemukan didalam kehidupan manusia dan merupakan suatu yang unik, personal, dan juga spesifik. Hal ini terlihat dimana kakek Sinin tersebut memiliki keunikan dapat bertelur semenjak tahun 1998.
Kakek Sinin juga memiliki makna hidup experimental values yaitu bagaimana seorang individu meyakini dan memahami kebenaran yang ada, nilai – nilai keyakinan, keindahan, cinta kasih, serta keimanannya. Dan hal ini terlihat dari kakek sinin yang mempercayai akan mimpinya dimana beliau memimpikan bertemu dengan kakek berjubah putih yang memberinya telur dan apabila menjaga telur tersebut maka akan bahagia dan kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumya.
Walaupun kakek Sinin memiliki kelainan, namun hal ini tidak membuat beliau lantas malu dan menghindar dari orang – orang disekelilingnya. Hal ini terlihat dari beliau yang tidak malu untuk meminta bantuan tetangga nya ketika beliau akan mengeluarkan telur. Dan beliau juga tidak keberatan untuk dibawa kerumah sakit untuk diperiksa. Ini sesuai dengan sumber makna hidup yang attitudinal values menurut Frankl dimana seorang individu dapat mengambil sikap dan langkah yang tepat dan pasti terhadap suatu peristiwa buruk yang menimpanya dan tidak dapat dihindarinya.
Meskipun hasil akhir tes mengatakan bahwa telur  beliau hanyalah telur ayam biasa seperti yang ada di pasar, namun hal ini tidak membuat kakek tersebut untuk tidak bertanggung jawab akan apa yang sudah dilakukannya. Dan beliau juga merasa bahwa dirinya tidak bersalah karena kan merupakan suatu kebebasan setiap individu untuk melakukan sesuatu dan mempertanggung jawabkannya.  Karena itu Beliau juga tetap bersedia untuk diperiksa kejiwaannya. Ini sesuai dengan landasan filosofi dari Frankl yang the freedom of will yaitu kebebasan seseorang untuk bertanggung jawab.