Selasa, 11 Maret 2014

Psikologi Pendidikan dan Teknologi


Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Pengajaran adalah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu tingkatan belajar.
Latar belakang historis
Psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum abad ke-20. Ada tiga perintis terkemuka yang muncul di awal sejarah psikologi pendidikan seperti, William James, John Dewey, dan E. L. Thorndike.
1.      1. William james
Tidak lama setelah meluncurksn buku ajar psikologinya yang pertama, principles of psychology (1890), William james (1842-1910) memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “Talks to Teacher” (James, 1899/1993). Dalam kuliah ini dia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboratorium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia menegaskan bahwa pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar didalam kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas satu tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
2.      2. John Dewey.
John dewey merupakan tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan (1859- 1952). Dia menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. Dia juga membangun sebuah labolatorium psikologi pendidikan pertama di Amerika Serikat, universitas Chicago, tahun 1894. Kemudian, di Columbia University, dia melanjutkan kary inovatifnya tersebut. Kita banyak mendapat ide penting dari John Dewey(Glassman, 2001,2002). Pertama, dari dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learner). Sebelum dewey mengemukakan pandangan ini, ada keyakinan bahwa anak – anak mestinya duduk diam dikursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan. Sebaliknya, dewey percaya bahwa anak – anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Kedua, dari dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak – anak seharusnya tidak hanya mendapat pelajaran akademik saja, tetapi juga harus diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan dunia di luar sekolah. Dia secara khusus berpendapat bahwa anak – anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah secara reflektif. Ketiga, kita mendapatkan gagasan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Cita – cita demokratis ini pada masa pertengahan abad ke -19 belum muncul., sebab saat itu pendidikan hanya diberikan pada sebagian anak, terutama anak keluarga kaya. Dewey adalah salah satu seorang psikolog yang sangat berpengaruh. Seorang pendidik yang mendukung pendidikan yang layak bagi semua anak, lelaki maupun perempuan, dari semua lapisan social ekonomi dan etnis.
3.      3. E.L.Thorndike.
E.L.Thorndike merupakan perintis ketiga (1874-1949) yang memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar – dasar belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah (Beatty,1998). Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran (O’Donnell& Levin, 2001).
Diversitas dan psikologi pendidikan awal.
Tokoh yang paling menonjol dalam sejarah awal psikologi peendidikan kebanyakan adalah pria berkulit putih, seperti james, dewey, dan thorndike. Sebelum adanya perubahan undang – undang dan kebijakan hak- hak sipil pada 1960-an, hanya segelintir tokoh non kulit putih yang berhasil mendapat gelar dan bisa menembus rintangan diskriminasi rasial untuk melakukan riset di bidang ini (Banks,1998). Dua tokoh Amerika keturunan Afrika yang menonjol di bidang psikologi adalah Mamie dan Kenneth Clark, yang melakukan riset tentang identitas dan konsep diri anak-anak Afrika Amerika.pada tahun 1971, Kenneth Clark menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang menjadi presiden American Psychological Assosiation. Pada tahun 1932, seorang psikolog dari Negara Latin, George Sanchez melakukan riset yang menunjukkan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah dibiaskan dan merugikan anak – anak etnisminoritas.
CARA MENGEJAR YANG EFEKTIF.
·         Pengetahuan dan keahlian professional.
·         Penguasaan materi pelajaran.
·         Strategi pengajaran.
·         Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan intruksional.
·         Keahlian manajemen kelas.
·         Keahlian motivasional.
·         Keahlian komunikasi.
·         Bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang berlainan.
Keahlian teknologi
Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid. Dibutuhkan syarat atau kondisi lain untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses belajar murid (Earle,2002;Sharp, 2002). Kondisi – kondisi ini antara lain (International society for technology in education, 2001): visi dan dukungan dari tokoh pendidikan guru yang menguasai teknologi untuk pengajaran, standard dan isi kurikulum, penilaian efektivitas teknologi untuk pembelajaran, dan memandang anak sebagai pembelajar yang aktif dan konstruktif. Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan computer ke dalam proses belajar di kelas (Male,2003). Integrasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan di masa depan, yang akan sangat membutuhkan keahlian teknologi dan keahlian berbasis computer ( Maney,1990).
Guru yang efektif tahu cara menggunakan computer dan cara mengajar murid untuk menggunakan computer untuk menulis dan berkreasi. Guru yang efektif bisa mengevaluasi efektivitas game intruksional simulasi computer, tahu cara menggunakan dan mengajari murid untuk menggunakan alat komunikasi melalui computer seperti internet. Dan, guru yang efektif memahami dengan baik berbagai perangkat penting lainnya untuk mendukung pembelajaran murid yang cacat.
National educational technology standarts (NETS) didirikan oleh international society for technology in education(ISTE) ( 2000,2001). NETS sedang mengembangkan:
·         Standar landasan teknologi untuk murid, yang mendeskripsikan apa yang harus diketahui oleh murid tentang teknologi dan tentang apa yang dapat dilakukan dengan teknologi tersebut.
·         Standar pengunaan teknologi dalam proses belajar mengajar, yang mendeskripsikan bagimana teknologi harus dipakai dalam kurikulum untuk mengajar, belajar, dan manajemen instruksional.
·         Standar pendukung teknologi pendidikan, yang mendeskripsikan sistem, akses, pengembangan staf, dan perangkat pendukung yang dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif.
·         Standar untuk penilaian murid dan evaluasi penggunaan teknologi, yang mendeskripsikan beragam cara untuk menilai kemajuan murid dan mengevaluasi penggunaan teknologi dalam proses belajar.
Teknologi dapat sangat efektif untuk mengajar. Misalnya, seorang murid ingin mencari informasi tentang pahlawan – pahlawan pendidikan di Indonesia. Mereka tentu tidak mungkin mencarinya dengan mendatangi sanak saudara dari pahlawan tersebut. Hanya dengan mengetik kata kunci yang ingin di cari pada internet, maka hanya dalam waktu beberapa detik, informasi yang kita butuhkan akan kita dapat.

Sumber: Buku psikologi pendidikan John W. Santrock.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar